Curah hujan tinggi di sebamban kalimantan selatan, membuat para penambang sulit melakukan kegiatan coal hauling akibat jalan hauling terendam air dan kondisi jalan rusak parah

Tiga bulan terakhir april, mei dan juni 2017 membuat para pengusaha pertambangan di wilayah tanah bumbu dan sekitarnya dibuat pusing lantaran kondisi cuaca yang extrim, curah hujan yang tinggi di bulan tersebut membuat kegiatan coal geting dan coal hauling terhambat.

Dari beberapa perusahan seperti BUMA, SDJ, BMB, BAM terlihat mengalami penurunan produksi batubara, ini disebabkan dari hujan yang terus menerus mengguyur darerah pertambangan di seputaran desa sebamban, kecamatan angsana, kabupaten tanah bumbu.

Kondisi tambang yang licin, jalan hauling TMA banyak kerusakan akibat tergerus oleh air hujan. Sempat beberapa waktu kemarin jalan hauling sempat terendam air setinggi 1 cm. Hujan juga membuat PT. SIS harus mengewakuasi karyawannya yang kerja shift malam menggunakan alat angkut lebih tinggi yaitu dengan truck.

Kondisi ini diperkirakan akan berlanjut sampai bulan juli ini. dari situ membuat para pengusaha tambang segera memutar otak supaya kegiatan coal getting bisa berjalan dengan menyiapkan pompa tambang dan melakukan penumpukan batubara di stock pile mereka masing masing. karena jika pengambilan batu langsung dilakukan di front cukup sulit dan berbahaya. kondisi tanah yang masih licin dapat menyebabkan insident tergulingnya dump truck.

Maka jika ada kesempatan beberapa hari bisa melakukan langsir maka lebih baik mereka melakukan kegiatan tersebut meskipun harus mengeluarkan biaya lagi. seperti halnya tambang Bintang Mulia Bara yang biasanya perbulan dapat melakukan kegiatan coal hauling 40 sampai 50 ribu perbulan, pada 3 bulan terakhir ini hanya bisa di kisaran angka 15 sampai 20 ribu saja.

Bagaimana dengan daerah pertambangan di luar kalimantan selatan, seperti kaltim, kalteng dan sumatra mungkin teman teman bisa berbagi di kolom komentar ya untuk informasi nya. sekian semoga bermanfaat. salam mining.