Ya itulah aktivitas penambangan batu bara di pulau Kalimantan. para penambang baik lokal maupun dari luar negeri berlomba lomba untuk melakukan perburuan batu hitam itu. Tambang yang mencakup hampir di seluruh pelosok kalimantan selatan terkadang memaksa penduduk desa dan sekolah sekolah harus rela dipindah demi kenyamanan dan menjauhi bahaya longsor dan sumber air yang tercemar.
Dilihat dari penglihatan hutan hutan yang dulu konon cukup ridang dan dapat menjaga ekosistem pun sekarang rasanya sudah menjadi kenangan. semuanya terasa gersang dan panas. tak hayal ketika musim penghujan sebagian wilayah di kalimantan mengalami banjir.
Tidak cukup disitu, betapa ironi hampir setiap minggu pasti ada pemadaman listrik oleh PLN, seperti apa sebetulnya sistem yang di kelola oleh pemerintah, padahal kalau dilihat di Kalimantan adalah penghasil batu bara terbesar dan eksportir terbesar untuk batu bara. tetapi pada kenyataannya daerah yang menghasilkan malahan listrik sering byar pet....
Ya Allah ada yang salahkah dengan peraturan di republik ini. betapa menyakitkannya ketika hasil bumi kita dijual ke luar negeri tetapi penduduknya malah di suruh beli jendset. dan harus membeli bensin untuk menerangi rumahnya.
Apakah memang benar pejabat pemerintahan ini sudah buta dan tuli, apakah mereka ( Pejabat Lokal ) memang benar benar mendapatkan suap dari perusahaan supaya mendapatkan izin pertambangan.
jika terus berlanjut seperti ini tak pelak kalimantan akan jadi pulau mati yang jika habis batubaranya akan di tinggalkan begitu saja.
Suasana tambang itu dimana-mana menyeramkan ya.
ReplyDeleteThanks sharingnya ya mas :)
kalau menambangnya sebetulnya tidak menyeramkan mbak yang penting SOP nya dijalankan. yang menyeramkan itu dampaknya bagi masyarakat sekitar dan wilayah itu jika nambangnya asal asalan.
Deleteoo..gituh ya, kalau mengikuti SOP penambangan sesungguhnya ngga nyeremin ya kang.
Deleteiya mang masih sereman lihat hantu hehe
DeleteSaya juga miris jika melihat kenyataan ini. Banyak pengelola pemerintahan yang seakan tutup mata dan telinga, memberi ijin pertambangan maupun pembangunan tanpa memperhatikan keseimbangan ekologi, hmm.
ReplyDeleteMudah2an segera ditemukan solusi terbaik agar Kalsel dan daerah lain terhindar dari sebutan 'Kota Mati'.
Aamiin
Deletewalaupun karyawannya ber gaji besar
ReplyDeletetapi tetep aja yaaa, yg punya kepentingan doang yg bs menikmati hasilnya...
kalau yang berkepentingan udah jelas mas bisa menikmati hasilnya, tetapi sebetulnya masyarakat di sekitar bila daerahnya terkena tambang biasanya di ganti rugi. mungkin cuma sistem UU nya yang perlu di pertegas biar tidak di manfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Deletepara petinggi hanya mementingkan diri dan kantong mereka masing-masing Mas, tanpa sedikitpun melirik jerit dan tangis rkyat di sekitar mereka
ReplyDeletesebetulnya melirik mas tetapi tidak sebanding dengan dampaknya....
Delete:) melirik dengan sebelah mata Ya Mas
Deletemenggunakan lirikan maut mas, sekali melirik dua pulau hilang ditelan alat berat hahaha.......
Deleteekspolitasi bahan tambang milik kita udah dari jaman dulu dilakukannya, buktinya...masa gudang emas hitam...kita ngga ngerasain kalau kita punya banyak tambang emas hitam...ngerasain ngga kang?
ReplyDeletengrasain kang, tuh emas hitam manis yang hitam manis pandang tak jemu pandang tak jemu, sambil mbayol ya kang biar ga serius serius amet.....
DeleteSemoga ganti pemimpin..nantinya bisa ada harapan dan keadilan baru di sana ya mas :)
ReplyDeletesemoga saja minimal ada perubahan yang berarti bagi kalimantan dan indonesia
DeleteKalimantan sangat Kaya akan pertambangan emasnya ya Mas, seharusnya seimbang dengan pembangunan di daerah tsb. jgn hanya mau mengeruk kekayaannya saja, pembangunannya sampai tertinggal :) semoga kedepannya pembangunan di Kalimantan lebih baik ya mas.
ReplyDeletemudah mudahan saja mas,.....
Deletenggak bisa dibayangkan beberapa puluh tahun kemudian kalimantan akan menjadi seperti apa yah, hasil tambang hanya bisa dinikmati oleh pihak luar rakyatnya nggak dapat apa-apa.
ReplyDeletentahlah mas, sebetulnya dapat mas tetapi pemerataannya yang belum seluruhnya, yang ditakutkan itu masalah daerah yang sudah ditambang itu lo om lubang lubang besar di biarkan begitu saja....
Deletesebetulnya bicara untuk kepentingan rakyat udah betul kang asal tidak asbun, tapi prakteknya kurang, kemudian daerah daerah yang ditambang oleh perusahaan harusnya bisa di reklamasi setelah tambang ini selesai.
ReplyDeleteSedih saya bacanya. Tapi, salah satu kolega saya pernah ada yang punya proyek pasang infrastruktur IT di kalimantan untuk perusahaan pertambangan. Sempat diskusi dengan para pekerja tambang mengenai betapa menyedihkannya bahwa hasil alam kita dikeruk oleh orang asing. Satu statement dari para penambang adalah: "Mungkin ada baiknya, daripada dikelola oleh orang Indonesia. Dikorupsi."
ReplyDeleteDan percakapan mereka pun terhenti. Ada pendapat, Mas Yul?
wajar mas mereka ( orang asing ) mengeruknya karena mereka kesini juga membeli dan investasi mas bukan merampok. tetapi alahkah baiknya pengelolaan dilakukan sendiri oleh bangsa kita sendiri demi kemakmuran rakyat yang lebih baik. banyak orang indonesia yang pintar dan mumpuni dalam dunia tambang tinggal pemerintahannya saja yang perlu berbenah. sikat para kuruptor hukuman mati kali ya yang pantas. bikin sistem yang benar benar untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara.
Deletehanya bisa ngelus dada sendiri kalau melihat kejadian di Kalimantan,,iya mau ngomong apalagi yah,,,yang ada diatas sana saja pada diem ,gimana kita yang hanya rakyat jelata .....
ReplyDeleteiya kang dede hanya bisa ngomel dalam hati kang wekakakaka......
Deletesetelah batubara habis, Kalimantan ditanami tanaman pun kayaknya susah tumbuhnya juga....
ReplyDeleteyah begitulah mas, tetapi sebetulnya kalau pemerintah ketat dalam mengelolanya, bisa saja untuk mengusahakan penanamannya, misalnya sebelum di tambang tanah pucuknya ( Top Soil ) di sendirikan dulu, nanti setelah penambangan selesai bisa ditimbun kemudian tanah pucuknya di sebar lagi supaya tanaman bisa tumbuh.
Delete